Thursday, February 13th 2014.

Metode Untuk Melakukan Scanning

Metode Untuk Melakukan Scanning

1. Tips Scanning
Scanner merupakan satu-satunya alat yang bisa mengubah gambar komik kita dari goresan tangan menjadi data digital yang memungkinkan untuk di-edit melalui komputer.
Akan tetapi sebagian komikus masih belum mengetahui seluk beluk piranti komputer ini sehingga mereka langsung saja menggunakannya tanpa mempedulikan hasil yang akan diperoleh.
Namun adakalanya gambar hasil scanning tidak memuaskan selera. Gambar pecah-pecah, bercak-bercak, dan warna lebih gelap seringkali mengurangi kualitas gambar komik yang telah kita lukis.
Yang pertama-tama menjadi kekhawatiran kita adalah apakah scanner mengalami gangguan atau, lebih buruk lagi, apakah kita telah terjebak dalam permasalahan scanner, dimana hal itu hanya dipahami oleh spesialis seni komputer ulung?
Tapi cobalah tenang sedikit.
Ingat bahwa scanner hanyalah alat perekam seperti halnya peralatan stereo, kita mungkin harus menyetel bass dan treble agar mndapatkan efek yang diinginkan.

Tips 1 : Tentukan resolusi minimum.
Beberapa desainer grafis mungkin menyarankan kita untuk men-scan pada resolusi 300 dpi sebab resolusi tersebut cukup baik kualitasnya untuk di-print.
Agaknya resolusi 300 dpi memang cukup baik untuk dokumentasi warna, namum bagaimana kalau gambar yang kita scan hitam-putih? Patutkah untuk di-scan pada resolusi tersebut?
Apakah bukan pemborosan jika melakukan scanning terlalu detail untuk gambar yang sederhana?
Ingat bahwa semakin tinggi resolusi maka semakin lama proses scanning-nya.
Oleh karena itu kita perlu mengetahui seberapa besar resolusi minimum yang bisa kita terapkan pada suatu gambar tanpa mengurangi kualitasnya. Untuk mengetahui resolusi minimum kita juga harus menentukan ukuran gambar yang kita scan dan ukuran reproduksi yang akan kita cetak nantinya.
Rumus resolusi minimum adalah :
Dpi scan = (resolusi printer x ukuran reproduksi)/ukuran asli
Untuk gambar kelabu atau hitam-putih, kondisinya lebih rumit.
Sehubungan dengan cara percetakan mengkisikan nilai kelabu menjadi dot,
kaidah yang perlu diketahui adalah men-scan gambar asli agar hasil reproduksi yang tercetak memiliki frekuensi kisi antara 1,4 hingga 2 kali. Rumus resolusi minimumnya :
Dpi scan = (screen frequency x ukuran reproduksi x 1,4)/ukuran asli
Screen frequency diukur dalam lpi (lines per inch) dan merupakan setting yang sudah diketahui oleh perusahaan percetakan, jika kamu belum mengetahuinya ambil saja nilai 120 lpi.Nilai 1,4 merupakan “fudge factor” yang menunjukkan resolusi minimum yang dapat memberikan hasil yang dapat diterima pada kebanyakan peralatan output postscript. Kamu boleh saja menaikkan nilai tersebut untuk mendapatkan jaminan kualitas ekstra, tetapi jangan melebihi 2.Faktor yang lebih tinggi hanya akan menghasilkan data tambahan yang tidak dapat digunakan oleh printer yang kemudian akan terbuang percuma (dimana hal itu membuat waktu pencetakan menjadi lebih lama).Scanning pada resolusi yang lebih besar sedikit dari resolusi minimum akan memberikan tambahan keamanan dalam hal dimana kita tanpa diduga sebelumnya perlu memperbesar gambar sedikit.

Tips 2 : Jumlah warna scanning.

Jenjang warna juga berpengaruh terhadap hasil scanning. Faktor ini menjelaskan seberapa jauh scanner menterjemahkan warna dari gambar asli kedalam bentuk data digital.Jika kita men-scan gambar berwarna sebaiknya menggunakan kualitas 32-bit yang telah menjadi standar editing grafis. Sebaliknya untuk gambar hitam-putih kita gunakan jenjang warna grayscale.

Antara jenjang warna grayscale juga memliki kualitas berbeda-beda, pilih sesuai dengan karakteristik dari gambar kita. Misalnya untuk gambar outline sederhana kita bisa menggunakan grayscale 1-bit (black and white) sehingga ukuran file gambar yang dihasilkan nantinya tidak terlalu besar.

Tips 3 : Tentukan format file sasaran.

Semua jenis format file memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.Seperti file BMP yang gambarnya bagus tapi memiliki ukuran file besar, atau JPEG yang ukuran file-nya terkompresi namun gambarnya terkadang terdistorsi. Semua jenis file rasanya cukup baik untuk dijadikan sasaran, namun disarankan untuk jangan menyimpan hasil scan pada format file yang terkompresi sebab gambar tersebut kemungkinan akan “dilucuti” sebagian dengan tujuan untuk memperkecil ukuran file.

TIFF dan BMP merupakan salah satu pilihan yang layak walaupun berukuran besar.Namun sebaiknya kita menyimpan hasil scan tersebut pada file yang sejenis dan kompatibel dengan program editing yang akan kita gunakan, misalnya jika kita menggunakan program Photoshop maka kita menggunakan file PSD.

Tips 4 : Scan yang diperlukan saja.

Cara ini cocok digunakan jika ukuran gambar komik yang kita scan lebih kecil daripada luas permukaan perekam scanner, siasanya pada scanner tipe flatbed. Sebab secara default scanner akan men-scan keseluruhan dari permukaan perekam ini sehingga proses sanning cenderung akan lama.

Oleh sebab itu kita perlu mengatur scanner agar men-scan halaman komik kita saja, caranya adalah dengan melakukan cropping lewat program yang disertakan oleh scanner tersebut. Tapi ingat, ukuran cropping harus disesuaikan dengan resolusi gambar yang sudah kita tentukan sebelumnya.

Alamat : Ruko Smart Market Telaga Mas Blok E07 Duta Harapan,  Jl. Lingkar Utara, Bekasi Utara, Bekasi 17123 Telp. (021)8838 2929

CS2 – Telp/SMS/WA : 081369101014
CS3 – Telp/SMS/WA: 081259417100

Barcode Scanner ZEBRA DS4608 2D

8%

Rp 2.850.000 3.100.000
Rp 12.400.000
Mesin Kasir Anyelir Minimalis Cocok Untuk Resto dan Cafe type A

4%

Rp 8.600.000 9.000.000
Rp 10.000.000
Rp 1.500.000
Rp (Hubungi CS)