Anatomi Barcode merujuk pada struktur fisik dan komponen penyusun barcode, baik jenis 1D (linear) maupun 2D (matrix). Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Barcode 1D (Linear)

Barcode 1D terdiri dari garis vertikal (bars) dan spasi (spaces) dengan ketebalan berbeda yang menyandikan data secara horizontal.
Contoh: UPC, EAN-13, Code 128.

Komponen Utama Barcode 1D:

1. Quiet Zone

   • Area kosong di awal dan akhir barcode.

   • Fungsinya sebagai pembatas agar scanner bisa mengenali awal/akhir kode.

   • Minimal lebar: 10x ketebalan garis terkecil (misal: 2.5 mm untuk UPC).

2. Start/Stop Characters

   • Pola garis khusus yang menandakan mulai/berhentinya pembacaan data.

   • Contoh: Pada Code 128, start/stop diwakili oleh pola unik 11010000100.

3. Data Characters

   • Bagian utama yang menyimpan informasi (angka/huruf).

   • Setiap karakter diwakili oleh kombinasi garis dan spasi (misal: angka “1” dalam UPC-A = 0011001).

4. Check Digit (Optional)

   • Digit tambahan untuk memverifikasi keakuratan data.

   • Dihitung menggunakan algoritma (misal: Modulo 10 untuk EAN-13).

5. Human-Readable Text

   • Angka/teks yang tercetak di bawah barcode untuk dibaca manusia.

2. Barcode 2D (Matrix)

Barcode 2D menyimpan data secara vertikal dan horizontal dalam bentuk pola pixel (kotak, titik, atau bentuk geometri).
Contoh: QR Code, Data Matrix, PDF417.

Komponen Utama Barcode 2D:

1. Quiet Zone

   • Area kosong di sekeliling barcode (minimal lebar = 4x modul terkecil).

2. Finder/Alignment Patterns

   • Pola kotak atau titik yang membantu scanner menentukan orientasi dan ukuran barcode.

   • Contoh: Pada QR Code, terdapat 3 kotang besar di sudut dan titik alignment di tengah.

3. Data Region

   • Area penyimpanan data utama (dalam bentuk binary).

   • Pada Data Matrix, data dienkode dalam grid hitam-putih.

4. Error Correction

   • Fitur untuk memulihkan data jika barcode rusak (menggunakan algoritma seperti Reed-Solomon).

   • Contoh: QR Code memiliki level koreksi error (L, M, Q, H).

5. Format/Version Info

   • Informasi metadata (jenis barcode, versi, dll).

Perbedaan Barcode 1D vs 2D

Fungsi Anatomi Barcode

• Quiet Zone: Memastikan scanner tidak salah baca.

• Start/Stop: Penanda awal/akhir data.

• Error Correction (2D): Memperbaiki kerusakan parsial.

• Human-Readable: Backup jika scanner gagal.

Dengan memahami anatomi barcode, Anda bisa memilih jenis yang tepat untuk kebutuhan bisnis/logistik.