Sistem Kerja Barcode

Pada Artikel kali ini kami akan membahas tentang Sistem Kerja Barcode. Selamat Membaca!

Sistem Kerja Barcode

Barcode berfungsi sebagai jembatan antara fisik dan digital dengan mengubah informasi produk menjadi kode yang bisa dibaca mesin. Berikut penjelasan rinci cara kerjanya:

1. Prinsip Dasar

Barcode bekerja dengan mengubah data teks (angka/huruf) menjadi pola visual (garis atau titik) yang dapat dipindai dan diterjemahkan kembali ke bentuk digital oleh scanner.

2. Komponen Sistem Barcode

3. Proses Kerja Barcode

Pertama: Pembuatan Barcode

• Data produk (misal: ID: 12345) diinput ke barcode generator software.

• Software mengonversi data menjadi pola garis (1D) atau matriks (2D) dengan algoritma tertentu (contoh: Code 128 untuk teks, QR Code untuk link).

Kedua: Pemindaian

1. Scanner memancarkan cahaya merah/laser ke barcode.

2. Garis hitam menyerap cahaya, sementara putih memantulkannya.

3. Sensor dalam scanner mendeteksi pantulan cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.

Ketiga: Dekoding

• Decoder dalam scanner menerjemahkan sinyal menjadi kode angka/huruf (misal: 12345).

• Jika scanner standalone, hasil langsung ditampilkan di layar.

• Jika terhubung ke komputer, kode dikirim ke software database untuk mencocokkan informasi produk.

Keempat: Integrasi Sistem

• Kode dicocokkan dengan database (misal: sistem kasir atau inventory).

• Contoh: Saat scan barcode mie instan, sistem kasir menampilkan harga Rp 5.000 dan mengurangi stok.

4. Diagram Alur Sistem Barcode

[DATA PRODUK] → [Barcode Generator] → [Barcode Cetak]  
↓  
[Scanner] → [Pantulan Cahaya] → [Decoder] → [Kode Digital]  
↓  
[Database] → [Informasi Produk (Harga, Stok, dll)]

5. Contoh Nyata di Supermarket

1. Kasir mengarahkan scanner ke barcode susu kemasan.

2. Scanner membaca pola garis dan mengubahnya menjadi kode 8901000000009.

3. Sistem kasir mencari kode tersebut di database dan menampilkan:

   • Nama: Susu Ultra

   • Harga: Rp 12.000

   • Stok tersisa: 50

6. Teknologi Pendukung

• Barcode 1D: Hanya menyimpan data horizontal (20-25 karakter).
  Contoh: UPC di produk makanan.

• Barcode 2D: Menyimpan data vertikal+horizontal (hingga 7.089 karakter).
  Contoh: QR Code untuk pembayaran.

• RFID: Alternatif tanpa line-of-sight (baca dari jarak jauh).

7. Kelebihan Sistem Barcode

Cepat: Proses scan hanya 0.1–2 detik.

Akurat: Minim kesalahan input manual.

Skalabel: Dapat digunakan untuk jutaan produk.

Keterbatasan

Ketergantungan kondisi fisik: Barcode rusak/tidak terbaca jika cetakan buram.

Kapasitas terbatas (khusus 1D barcode).

Kesimpulan

Barcode adalah sistem otomatisasi identifikasi yang mengandalkan:

1. Pola visual sebagai penyimpan data,

2. Cahaya scanner sebagai pembaca,

3. Database sebagai sumber informasi.

Diterapkan di retail, logistik, kesehatan, hingga e-commerce, barcode menghemat waktu dan mengurangi human error. Perkembangan terbaru seperti QR Code dan RFID semakin memperluas fungsionalitasnya.

Semoga bermanfaat untuk anda yang belum tahu, terimakasih sudah berkunjung di blog kami, sampai ketemu di artikel selanjutnya.

sumber lengkap : https://www.kiosbarcode.com/tentang-kami

untuk info lebih lanjut hub kami ke:

Contact us

Link Sosmed Kami :

https://www.instagram.com/kiosbarcode/

https://www.kiosbarcode.com/

https://www.youtube.com/@KiosBarcode

Alamat kami:

Jalan Lingkar Utara Ruko Smart Market Telaga Mas Blok E07 Duta Harapan, RT.001/RW.011, Harapan Baru, Kec. Bekasi Utara, Kota Bks, Jawa Barat 17123

Telepon/SMS/WhatsApp:

• 081369101014
• 081259417200

Terima kasih telah menjadikan kami sebagai mitra Anda dalam menghadirkan solusi kiosbarcode yang handal dan andal. Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada Anda.